Belajar dari Cobaan Berat

Perang uhud penuh dengan pelajaran dan pengalaman berharga. Peperangan itu sendiri merupakan ujian amat berat bagi setiap umat yang beriman, untuk di ketahui lebih jelas sejauh mana kemurnian aqidah dan kekuatan imannya. Dengan ujian sepertii itu ke munafikan akan terpisah dari iman, bahkan iman it sendiri akan dapat di ketahui bobot dan tingkat-tingkatnya. Orang yang tidak menenggelamkan diri dari dalam masalah keduniaan tentu tidak akan merangkak-rangkak mengejar ambisinya, sedangkan orang-orang yang mudah tergiur oleh soal-soal keduniaan, dari ambisinya yang rendah itu, tentu ttimbul percikan-percikan api yang berbahaya.

Kegiatan dakwah terlepas dari keberhasilan yang di capai bersifat mengajak manusi banyak supaya mau bernaung di bawah panji-panji islam. Karena itu dengan sendirinya pasti terjadi pencampuran antara manusia yang jujur dan manusia yan berpamrih, antara emas dan loyang. Pencampuradukan seperti itu merupakan bahaya yang dapat merusak tugas-tugas besar risalah dan hasilnya.

Demi untuk keselamatan risalah itu sendiri k aum muslimin rupanya perlu mengalami cobaan hebat agar anasir-anasir yang tidak sehat tersingkir dari kehidupan umat. Untuk itu Allah SWT.dengan hikmahnya menghendaki terjadinya seleksi dan penyaringan melalui peristiwa perang uhud.

Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya. Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya; dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar.” (Q.S Ali Imran 179)

Sifat pengecut dan mudah menciderai janji itulah yang mengungkapkan isi hati orang-orang munafik. Dengan sifat seperti itu mereka memperlihatkan belangnya kepada diri sendii dan kepada orang lain, sebelum memperlihatkannya di hadapan illahi kelak.

Manakala kaum musyrikin telah disingkirkan, maka iman yang mendarah daging tetap berada di dalam perlindungan yang kokoh. Dalam perang uhud, anasir-anasir yang bersi tercermin dengan jelas pada serangan tahap pertama yang berhasil. Kemudian tercermin lebih jelas lagi dalam tahap mempertahankan kemenangan yang telah dicapai.


0 komentar: