Kuat dan Giat
Seusai perang
fijjar dan setelah terbentuknya persekutuan fudhul, kehidupan Muhammad SAW
menjelang tahap ketiga dari usianya. Tahap ini dan tahap sebelumnya adalh masa
muda yang hangat, masa kemtangan naluri dan masa yang penuh dengan harapan
tinggi. Ketika itu beliau adalah pria yang bertubuh kuat, bertekad baja dan
bermartabat tinggi. Daya kesanggupannya yang sangat menonjol itu masih dapat di
saksikan oleh semua orang, walaupun beliau sudah mencapai usia lebih dari empat
puluh tahun.
Seorang pria seperti
beliau itu sangat dikehendaki oleh kehidupan, walau andai kata beliau sendiri
tidak menghendakinya. Akan tetai walaupun beliau memiliki syarat syarat untuk
untuk dapat memperoleh kesenangan hidup,
namun beliau sama sekali tidak terpengaruh oleh rongrongan syahwat, atau oleh
gejolak naluri yang buruk, atau terperdaya oleh kenekatan ingin memperoleh
kedudukan tinggi atau harta kekayaan. Bahkan sebaliknya, ketika itu peri
kehidupan beliau terkenal sangat baik di seluruh Makkah, karena berbeda dengan
pemuda pemuda lainnya, beliau mempunyai air muka cerah, perilaku mulia, akal
pikiran cerdas, logika yang tepat dan terpercaya dalam segala hal.
Pada masa itu
naluri kelakian Muhammad SAW. sedang berada pada titik puncaknya, namun
kekuatan rohani dan kejernihan jiwa beliau dapat menjadikan nalurinya itu
sebagai kekuatan yang menambah keluhuran budi pekertinya, menambah keseluruhan
akhlaqknya dan menambah kesanggupan menerima nasib yang telah menjadi suratan
takdirnya. Selain itu, beliau juga berhasil melepaskan diri dari kebiasan buruk
yang lazim mendorong kaum muda mempunyai keinginan di pandang hebat melalui
cara memamerkan diri, atau keinginan meraih kepemimpinan lewat penampilan palsu
atau dengan jalan membeli simpati orang lain.
Itulah yang
dahadapi Muhammad SAW. dalam memasuki tahap ketiga dari usianya. Yaitu tahap
diaman beliau berkenalan denagn calon isteri yang pertama, Siti Khadijah binti
Khuwalid.
0 komentar: