Pembai'atan Aqabah Pertama
Mereka bertemu dengan rosul di ‘Aqabah. Dalam
pertemuan itu mereka menyatakan sumpah setia (bai’at) akan tetap beriman kepada
Allah tanpa mempersekutukannya dengan apapun juga dan akan tetap bertekad
hendak melaksakan amal kebajikan dan menjauhkan diri dari perbuatan munkar.
Ketika itu rosul
menegaskan :
“Jika kalian
memenuhi janji, kalian niscaya memperoleh surga tetapi jika kalian menciderai
sesuatu dari janji itu, kalian di kenakan hukum dunia berupa kaffarah. Jika
kelian menciderai janji itu secara diam diam hingga hari kiamat, maka persoalan
itu kembali kepada Allahh. Bila menghendaki, Allah akan menjatuhkan azab, atau
memberi ampunan menurut kehendaknya.” (HR Al Bukhari dan Muslim)
Setelah
merampungkan pembai’atan, para utusan
kaum Anshar pulang ke Yatsrib (Madinah). Rosul memandang perlu mengikut
sertakan salah seorang keprcayannya untuk berangkat bersama sama ke Madinah, dengan
tugas menyaksikan perkembangan islam di Madinah, mengajarkan Al Qur;an kepada
penduduk dan mengajarkan hukum hukum gama kepada mereka. Setelah di
perttimbangkan masak masak, pilihan beliau jatuh kepada Mush’ab bin ‘Umair. Ia
ditnjuk oleh Rosul sebagi guru yang dapat dipercaya.
Mushab ternyata
berhasil menuntaskan tugas dengan baik dalam menyeberluaskan agama islam dan
dalam menghimpun orang banyak di sekitarnya. Ia mampu mengatasi kesukaran
kesuakaran yang lzim di lamai oleh perantau.dengan segala kesanggupan yang ada,
ia berusaha merubah adat kebiasaan mereka kepada suatu tata kehidupan yang baru
yang mencakup masa kini dan masa mendatang, mempersatukan iman dan amal
perbuatan serta akhlaq dengan perilaku. Janganlah anda mengira bahwa mush’ab
itu berulah seperti kaum misionaris bayaran yang di kerahkan oleh kolonialisme
barat untuk berkelana di negeri negeri timur. Mereka selau mendatangi orang
sakit di pembaringan seraya berkata : “Inilah sebotol anggur yang di berikan
oleh perawan Maria kepada anda!” Atau : “inilah sepotong roti yang dihadiahkan
Al Masih kepada anda!”
Lain halnya
dengan mush’ab. Dibelakangnya hanyalah seorang Nabi yang hidupnya
dikejar-kejar. Karrena risalah yang dibawanya di anggap betentangan dengan
hukum yang berlaku.
Musha’ab kembali
ke Makkah menjelang musim upacara tradisional yang tiap tahun biasa di adakn
oleh kamu jahilliyah di sekitar ka’bah. Kepada rosul ia melaporkan sambutan
baik pendudk Yatsrib kepada agama islam. Ia menyampaikan berita gembira kepada
beliau bhawa di Yatsrib orang berbondong-bondong masuk islam atau dasar
keyakinan dan kesadaran mereka sendiri.
0 komentar: