Perhitungan dan Koreksi

Sebagaimana tercatat dalam sejarah, sekalipun kehiduan antara kaum Muhajirin dan kaum  Anshar diliputi oleh semangat persaudaraan dan cinta kasih sayang, namun kesulitan dan penghidupan dan penderitaan tetap di rasakan oleh masyarakat yang baru itu, walau kadang—kadang tidak tampak menyolok karena ditutup oleh cara hidup sederhana.

Pada saat-saat tertentu kesukaran yang sedemikian tampak menonjol juga. Krisis ekonomi yang mengiringi pembentukan sebuah negara baru yang semulanya tidak ada di tengah bengsa-bangsa yang tidak menyukainya dan selalu mengintai kehancurannya, sungguh memerlukan kewaspadaan yang tinggi dan menuntut kepada semua warga negara itu supaya memupuk ketahanan mental dalam menghadapi kesukaran-kesukaran. Hal ini sangat penting agar penderitaan dan kesukaran itu jangan sampai melemahkan semangat dan menghilangkan kepercayaan pada kekuatan sendiri.sebelum dan sesudah perang badar, Allah SWT. Telah menentukan beberapa tindakan dan sikap yang wajib di hindari oleh kaum muslimin, betapapun kuatnya dorongan yang memaksa mereka ingin melakukan tindakan-tindakan itu.

Menurut kenyataan, mereka memang benar-benar rela meninggalkan keluarga dan segala yang dimilikinya. Mereka berangkat dengan tekad yang mantap untuk terus berjuang dengan pengorbanan apa saja hingga mencapai tujuan akhir. Walaupun merek hidup serba kekurangan dan menderita, namun mereka tetap berkeyakinan bahwa perjuangan Menghancurkan kaum kafir lebih utama dari pada hanya sekedar mendapatkan barang-barang ghanimah (jarahan perang).

Allah SWT berfirman :
Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir.”(Q.S Al Anfal 7)

Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul, oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman.”(Q.S Al Anfal 1)

Nabi Muhammad SAW. amat sedih dan selalu berdo’a mohon kepada Allah supaya di hindarkan dari penderitaan. Sebuah riiwayat yang berasal dari Abdullah bin Umar mengatakan: Rosul berangkat ke Badar bersama tiga ratus lima belas orang muslimin. 

Setibanya di Badar beliau berdo’a:
“Ya Allah, mereka itu lapar, kenyangkanlah mereka. Ya Allah, mereka berjalan tanpa alas kaki, ringankanlah langkah mereka. Ya Allah, mereka kekurangan pakaian, anugerahilah mereka pakaian.”


Kemudian Allah memenangkan mereka dalam perang Badar. Ketika mereka pulang ke Madinah masing-masing membawa satu atau dua buah jinjingan dan mereka mendapat cukup pakaian dan cukup makanan.

0 komentar: