Berkirim Surat Kepada Raja-raja dan Para Penguasa
Rosul berniat
bulat hendak mengirimkan surat kepada kepala-kepala negara besar dan kepada
para penguasa di daerah-daerah pendudukan. Semuanya di ajak beliau supaya
beriman kepada Allah dan di minta kesediaannya masing-masing memeluk agama
islam.
Muslim
mengetengahkan sebuah riwayat yang berasal dari Anas, bahwa
Rosul menulis beberapa pucuk surat kepada Kisra (Maharaja Persia), kepada Kaisar (Maharaja Rumawi), kepada Najasyi, raja Habasyah (Ethiopia), dan kepada para penguasa lainnya.
Rosul menulis beberapa pucuk surat kepada Kisra (Maharaja Persia), kepada Kaisar (Maharaja Rumawi), kepada Najasyi, raja Habasyah (Ethiopia), dan kepada para penguasa lainnya.
Surat Rosul kepada
kaisar Rumawi di bawa oleh seorang utusan bernama Dahyah bin Khalifah.
Mengingat kondisi yang sedemikian itu, untuk menjalankan tugas tersebut Rosul
memilih orang yang beriman teguh besar rasa takwanya kepada Allah, berani
menanggung segala resiko yang mungkin akan menimpa dirinya.
Kebetulan sekali
ketika itu Dahyah bertemu dengan rombongan Kaisar Heraclus dalam perjalanannya
ke Jerusalem untuk berziarah setelah kota itu di rebut kembali dari tangan
Persia. Oleh Dahyah surat Rosul itu di sampaikan kepadanya. Surat itu berisi
sebagai berikut:
“Bismillahirohmanirrohim,
“dari Muhammad
Rosul Allah kepada Heraclus Maharaja Rumawi.
“Bahagialah orang
yang hidup mengikuti hidayah illahi.
“Amma Ba’du, anda
ku ajak supaya masuk agama islam. Peluklah islam, anda tentu selamat dan Allah
akan melimpahkan dua kali lipat imbalan pahala kepada anda. Akan tetapi jika
anda menolak, anda akan memikul dosa para petani (rakyat awam)”
Pada surat
berikut di cantumkan pula ayat Al Qur’an:
“Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang)
kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan
kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia
dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain
sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada
mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri
(kepada Allah)". (Q.S Ali Imran 64)
Gemparlah semua anggota rombongan kaisar ketika
melihat Heraclus terpengaruh ole surat yan di bacanya itu, dan tambah gempar
lagi ketika Heraclus menawarkan kepada mereka, entah sungguh-sungguh ataukah
hanya bermaksud mencemoohkan supaya memeluk agama yang baru itu.
Dahyah pulang ke Madinah menghadap nabi SAW.
melaporkan tgas yang telah di jalaninya. Sebagai tanggapan atas laporannya,
rosul dengan tegas mengatakan: Musuh Allah itu telah berdusta. Ia bukan
muslim....!” beliau kemudian memrintahka supaya uang yang di terima Dahyah itu
di bagi-bagikan kepada orang-orang yang sangat membutuhkan.
Selain kepada Heraclus, Rosul juga berkirim surat
kepada penguasa Rumawi yang berada di daerah-daerah Arab.
Penguasa Rumawi di Damaskus bernama Al Harits bin
Abi Syammar menerima surat Nabi yang berisi sebagai berikut:
“Bismillahirohmanirrohim,
“dari Muhammad
Rosul Allah kepada Al harits bin Abi Syammar.
“Bahagialah orang
yang hidup mengikuti hidayah illahi. Beriman kepada Allah dan tidak mendustakan
Rosulnya. Anda kuserukan supaya beriman kepada Allah yang tiada sekutu baginya,
demi kelestarian kekuasan anda.”
Setelah surat
rosul itu di baca, ia mencampakannya seraya berkata: “siapakah yang akan
mencabut kekuasaan dari tanganku?” ia kemudian mempersiapkan segala sesuatu
yang di perlukan untuk melancarkan peperangan terhadap kaum muslimin.
Surat yang sama dikirimkan
juga oleh rosul kepada penguasa daerah Bashra, sebuah wilayah kekuasaan Rumawi.
Surat ini di bawa oleh Al Harits bin Umair Al Azdi. Di tengah jalan ia di cegat
oleh Syurahbil bin Amr Al Ghassani yang kemudian menegornya: “Apakah engkau
salah seorang utusan Muhammad?” Al Harits menyahut: “Ya, benar.” Syurahbil lalu
memerintahkan anak buahnya supaya membunuh Al Harits, dan di bunuhlah ia.
Beirita tentang
di bunuhnya utusan rosul itu tersebar luas di kalangan kaum muslimin di
Madinah. Mereka sangat tertusuk kehormatannya dan mulai sadar, bahwa hubungan
mereka dengan orang-orang Rumawi tidak mungkin di tegakkan atas dasar keadilan
dan saling hormat kecuali melalui perjuangan yang berat.
Muqauqis,
penguasa Mesir, menjawab surat Nabi SAW. dengan baik. Ia tidak beriman, dan ia
pun tidak menyerang beliau seterimanya surat itu dari tangan Hathib bin Abi
Balta’ah, ia bertanya: “kalau ia seorang nabi, kenapa ia tiidak memanggil saja
orang-orang yang tidak mau mengikutinya lalu di usir keluar dari negerinya?” Hathib
balik bertanya: “ketika kaumnya nabi Isa bergerak hendak membunuhnya, kenapa ia
tidak mohon kepada Allah supaya membinasakan mereka?” Muqauqis menyahut: “baik
sekali jawaba anda! Anda orang bijaksana yang dikirimkan oleh orang yang
bijaksana!”
Muqauqis lalu
menulis surat jawaban kepada rosul sebagai berikut:
“Kepada Muhammad
bin Abdullah.
“Dari Muqauqis
penguasa Mesir.
“Salam sejahtera
bagi anda, amma ba’du. Surat anda telah ku baca dan aku memahami apa yang anda
sebutkan di dalamnya dan telah mengerti pula ajakan anda. Aku telah mengetahui
bahwa ada seorang nabi baru muncul \, ku kira ia akan mucul di daerha Syam.
Utusan anda ku hormati sebagaimana mestinya. Kukirimkan kepada anda dua orang
jariah (budak perempuan) yang mempunyai edudukan sangat baik di negeri kami.
Selain it ku kirimkan pula kepada anda beberapa pakaian dan seekor kuda untuk
kendaraan anda, sebagai hadiah......”
Beliau menerima
hadiah-hadiah tersebut untuk menghargai sikap baik yang telah diperlihatkan
oleh Muqauqis, sekalipun beliau berpendapat bahwa iman kepada Allah jauh lebih
Afdhal dari pada hadiah.
Rosul juga
berkirim surat kepada maharaja Persia. Abruwez, yang isisnya sebagai berikut:
“Bismillahirohmanirrohim,
“dari Muhammad
Rosul Allah kepada Kisra raja Persia.
“Bahagialah orang
yang hidup mengikuti hidayah, dan beriman kepada Allah beserta Rosulnya. Aku
bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, tiada sekutu apa pun baginya, dan
Muahammad adalah hamba Allah dan Rosulnya. Aku berseru kepada anda agar
menyambut baik panggilan Allah, dan aku adalah utusannya kepada segenap umat
manusia untuk memperingtakan setiap manusi yang hidup, dan orang-orang yang
mengingkari Allah pasti akan di timpa murkanya. Hendaklah anda memeluk islam,
tetapi bila anda menolak maka anda memikul dosa semua orang majusi.”
Dengan sikap
beringas Kisra merobek-robek surat Rosul sikapnya yang sedemikian itu mungkin
di sebabkan karena ia merasa mempunyai kedudukan amat tinggi, tambah lagi
musibah yang menimpa kekuasaannya belum lama ini, yaitu menderita kekalahan
perang melawan Rumawi.
Rosul juga
mengirimkan sepucuk surat kepada penguasa Bahrein berisis seruan supaya
bersedia emeluk islam. Surat tersebut di bawa oleh AL Ala bin Al Hadhrami.
Ketika itu yang menjadi penguasa Bahrein adalah Al Mundzir bin Sawa. Ia seorang
yang bijaksana dan bersedia menyambut baik seruan Rosul membukakan hatinya
untuk menerima agama islam dengan ikhlas.
Setelah Al
Mundzir sendiri memeluk islam, ia mengajak rakyatnya memeluk gama yang baru
itu. Diantara mereka ada yang kagum kemudian segera memeluk islam, dan ada pula
yang tidak menyukai islam dan tetap kepada kemajusiannya atau ke yahudiannya
masing-masing.
Tahun berganti
tahun dan hari-hari berjalan terus, Kisra terpelenting dari tahta kerajaannya,
sedangkan islam maju terus merasuk ke dalam hati dan fikiran manusia di
berbagai negeri. Kemudian kaum musyrikin Arab itu mendengar berita-berita
tentang keberhasilan para utusan Muhammad SAW. dalam menyebarkan islam dan
meyampaikan hidayah kepada umat manusia di berbagai pelosok dan daerha sehingga
Yaman, Oman dan Bahrein semuanya telah memeluk islam. Banyak kebilah Arab mulai
berfikir hendak masuk islam dan mentaati hukum-hukumnya.
0 komentar: