Sikap Kaum Munafik

Adalah suatu kenyataan, bahwa orang-orang yang di hinggapi keagu-raguan terhadap risalah Muhammad SAW. sekarang telah memeproleh petunjuk-petunjuk yang jelas mengenai sesuatu yang dapat mendekatkan mereka kepada agama Allah, hingga mereka
tidak merasa berat lagi membuang jauh-jauh segala macam ganjalan yang ada di dalam pikiran dan perasaan mereka. Dengan demikian tak ada lagi kesukaran bagi mereka untuk mempercayai agama Allah yang di bawakan oleh Rosulnya.

Akan tetapi orang-orang yang berjiwa kerdil dan berniat jahat, malah semakin jahat dan bertambah ingkar tiap melihat kaum muslimin memperoleh keberhasilan dan kemajuan.
Oleh karenanya tidak mengherankan bila pada saat Rosul tiba kembali ke Madinah, beliau menemukan kenyataan bahwa di belakang senyum simpul kaum munafik yang tampaknya menyambut gembira kemenangan kaum muslimin, terselip hati nyang kecut, tidak senang melihat kemenangan itu di depan matanya. Demikian itulah keadaan para kepala suku dan akbilah yang merasa kekuasaannya tergilas oleh roda peluasan islam.


Sekarang kaum munafik senang sekali melihat terjadinya permusuhan baru antara kaum muslimin dengan orang-orang Romawi. Mereka mengira dengan permusuhan itu liang untuk mengubur islam sudah mulai digali. Itulah sebabnya mengapa ketika Rosul megumumkan niatnya hendak berangkat membawa pasukan ke Tabuk, segermbolan munafik berkata satu sama lain mempergunjing kaum muslimin: “apakah kalian mengira kegigihan orang-orang Romawi itu sama dengan kegigihan orang Arab dalam berperang satu sama lain? Aku membayangkan besok kalian dibelenggu sebagai tawanan.”

0 komentar: