Perundingan

Kaum musyrikin mengira, bahwa penindasan dan penganiyaan yang mereka lakukan terhadap orang orang lemah dan orang orang lain yang tidak berdaya, akan menjauhkan manusia dari ajakan dan dakwah rosul. Mereka mengira, bahwa ejekan dan penghinaan yang mereka lancarkan akan dapat mematahkan kekuatan moral kaum muslimin, hingga mereka akan merasa malu memeluk islam, kemudian kembali lagi kepada agama nenek moyang mereka yang sediakala. Perkiraan mereka sama sekali meleset. Seorang pun dari kaum muslimin tidak ada yang berbalik meninggalkan kebenaran yang telah merek terima sebagai kemuliaan dari Allah SWT. Bahkan jumlah mereka semakin banyak. Kaum muslimin tambah merasa bangga karena menyaksikan sendidri penganut paganisme yang tidak kenal malu dan menjijikan.

Kini orang orag musrikin quraisy telah menemukan cara lain untuk menghancurkan risalah. Mereka hendak mengkombinasikan gertakan dan bujukan. Mereka mengirimkan wakil mendatangi rosul. Untuk menawarkan kesenangan duniawi apa yang diinginkan beliau. Bersamaan itu mereka mengirimkan wakil juga ke paman beliau, abu thallaib, yang selama ini melindungi beliau. Mereka hendak menggerta abu thalib supaya menghentikan dukungannya kepada muhammad SAW. Dan supaya membungkem beliau, dengan demikian maka abu thalib tidak akan menghadapkan dirinya kepada berbagai kesulitan.

Demikian itulah, semua bujukan dan gertakan untuk membendung jalannya dakwah ternyata kandas. Kaum musyrikin quraisy sadar bahwa niat jahat mereka terhadap rosul ternyata tidak akan terlaksana. Oleh karena itu mereka kembali kepada ulah tingkah semula. Yaitu melampiaskan kebencian kepada kaum muslimin dan mencurahkan sisa sisa kekuatan yang masih ada untuuk menghancurkan mereka, atau untuk mengembalikan mereka kepada agama semula.


Rosul sangat sedih melihat banyak kemalangan menimpa sahabatnya, dalam keadaan beliau seb=ndiri tidak sanggup mencegah. Akhirnya beliau menganjurka kepada para pengikutnya yang tidak mempunyai pelindung dan sudah tidak sanggup bertahan hidup di Makkah supaya hhijrah ke habasyah (Ethiopia). Peristiwa ini terjadi sesudah lima tahun sesudah bi’tsah. Atau dua tahun setelah beliau melakukan dakwah secara terbuka.

0 komentar: